HADIST AL ARBA'IN 7 ( AGAMA ITU NASIHAT )


عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .

[رواه البخاري ومسلم]

Artinya :

Dari Abu Ruqyah Tamim ad-Daari r.a. sesungguhnya Nabi SAW bersabda,”Agama adalah nasihat”, Mami bertanya,”Untuk siapa?”, Beliau bersabda,”Untuk Allah, KitabNya, RasulNya, Pemimpin kaum Muslimin, dan kaum Muslimin secara umum”
.( HR. Bukhari dan Muslim)


SYARAH


Hadist ini masuk dalam kategori jawaami’ul kalim (singkat tapi padat) yang merupakan karakteristik Rasulullah dalam berbicara. Bagaimana tidak, sedangkan ia mengandung arti yang banyak dan faidah yang agung sehingga mencakup seluruh sunnah dan hukum syariat, yang pokok ataupun yang cabang. Maka, tidakah aneh jika ulama menyebutkan bahwa hadist ini merupakan poros ajaran islam.
Menurut Ibnu Daqiq al-‘Id, nasihat adalah sebuah kata yang mengandung arti sangat komprehensif. Nasihat di sini bermakna segala bentuk kebaikan yang diberikan demi kebaikan orang yang diberi nasihat.

Kalimat “agama adalah nasihat”, mengandung arti bahwa nasihat adalah sandaran dan pilar bagi agama. Sebagaimana sabda Nabi SAW,”haji adalah arafah,” maksudnya, wukuf di Arafah merupakan pilar dan bagian terbesar dari ibadah haji.

Nasihat adalah sebuah kata universal yang berarti memberikan keuntungan kepada orang yang diberi nasihat. Sebagian ulama ada yang mengumpamakan orang yang diberi nasihat dalam upayanya menyampaian kebaikan kepada orang yang dinasihati bagaikan irang yang menutup cacat yang terdapat pada baju orang itu. Maka, menasihati orang lain sama halnya dengan menutupi cela atau kekurangan yang terdapat pada dirinya.

Mari kita simak bersama penjabaran hadist ini.

Nasihat untuk Allah maksudnya nasihat untuk agamanya. Yaitu dengan cara melaksanakan segala perintahNya, dan menjauhi segaka laranganNya, membernarkan berita yang Dia sampaikan, kembali kepadaNya, bertawakan kepadaNya, dan melaksanakan berbagai syi’ar Islam dan syariat – syariat Nya.

Nasihat untuk KitabNya. Adalah beriman bahwa kitab adalah kalam Allah. Ia berisi berita-berita yang benar, hukum-hukum yang adil, dan kisah – kisah yang bermanfaat. Maka wajib bagi kita untuk berhukum padanya dalam semua urusan hidup.

Nasihat untuk Rasul
, artinya beriman kepadanya bahwa dia adalah utusan Allah kepada seluruh alam, mencintai, meneladani, dan membenarkan berita yang dibawanya, melaksanakan perintah, dan menjauhi larangannya, serta membela agamanya.

Nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin, maksudnya menasihati mereka dengan menjelaskan kebenaran, tidak membangkang ataupun menentang mereka, bersabar atas tindakan menyakitkan yang kadang mereka lakukan, dan hal-hal lain yang menjadi hak-hak mereka berkaitan dengan apa yang wajib kita bantu, seperti melawan musuh, dan semisalnya.

Nasihat kepada kaum Muslimin secara umum, artinya menasihati mereka agar menyeru kepada Allah. Memerintahkan pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Mengajarkan kebaikan kepada mereka, dan semisalnya. Oleh sebab itu, agama adalah nasihat. Pada hakikatnya, orang pertama ynag masuk dalam kategori seluruh kaum muslimin ini adalah diri sendiri. Artinya, tugas pertama seseorang adalah menasihat diri sendiri.

Namun, patut diketahui bahwa nasihat memiliki adab dan etika, Di antara adab dan etika nasihat yang paling penting adalah melakukannya secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi. Karena siapa yang menutupi celah orang lain, Alloh akan menutupi celanya di dunia dan akhirat. Bahkan, ada ulama yang mengatakan, “barang siapa yang menasihati saudaranya secara empat mata, itulah nasihat yang sebenarnya. Sebaliknya, barang siapa yang menasihati seseorang di depan khalayak ramai, itu adalah penghinaan.” Fudhail bin Iyadh menuturkan, “Di antara cirri orang mukmin adalah menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Sedangkan di antara cirri orang durhaka adalah membuka aib seseorang dan menghinanya.”

Sebagai bahan motivasi bagi kita agar senantiasa saling menasihati , berikut ini kami paparkan perkataan beberapa ulama perihal nasihat.

• Hasan al Bashri berkata,”Anda tidak disebut sebagai pemberi nasihat yang sebenarnya sehingga Anda memerintahkan saudara Anda dengan sesuatu yang dia tidak mampu untuk mengerjakannya

• Abu bakar al Muzani berkata,”Abu Bakar Ash Shiddiq tidak mengungguli sahabat-sahabat Rasulullah yang lain dengan puasa dan shalat. Akan tetapi, ia mengungguli mereka dengan sesuatu yang ada di hatinya. Yang ada di hatinya adalah cinta karena Allah dan nasihat kepada seluruh makhlukNya.

• Fudhail bin Iyadh berkata, “Tidaklah unggul di antara kita orang yang unggul shalat dan puasanya. Akan tetapu yang unggul di antara kita adalah yang unggul dengan kemuliaan jiwa,keselamatan hati, dan nasihat kepada seluruh umat”.

Alangkah besar peran nasihat bagi agama! Jika kita ingin menjadi umat yang terdepan, mulia, dan beruntung, kita harus saling menasihati, terutama kepada saudara-saudara kita yang masih awam tentang ilmu agama sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki. Sebab, jika kita tidak melakukannya, niscaya kita termasuk orang yang dicap merugi oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya sebagai berikut :

“Demi masa. Seusungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (Q.S. Al-‘Ashr[103]:1-3)



Pelajaran penting :
1. Agama Islam berdiri tegak di atas supaya saling menasihati. Maka, sudah semestinya saling menasihati di antara sesama muslim harus senantiasa melakukannya.
2. Nasihat wajib dilakukan sesuai dengan kemampuannya.




TAG : Syarah hadits arba'in, hadist nasihat, ikhlas, Isla
HADIST AL ARBA'IN 7 ( AGAMA ITU NASIHAT ) HADIST AL ARBA'IN 7 ( AGAMA ITU NASIHAT ) Reviewed by skyoko7@gmail.com on Monday, November 15, 2010 Rating: 5

No comments:

Comment Here

Powered by Blogger.