“Mahasiswa dan Ketahanan Militer”, sebuah tema yang begitu menggairahkan. Karena di sini terkandung makna yang sangat dalam, bukan hanya mengundang memori historis perjuangan bangsa Indonesia, namun juga mampu meletupkan kembali api semangat nasionalisme dan perjuangan para pemuda dan mahasiswa yang sudah mulai meredup karena tertiup badai kapitalis dan budaya sekuler, untuk membangun bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Ketahanan militer dalam pandangan kami bukan hanya sekedar ketahanan dalam bidang militer semata, yang meliputi TNI POLRI, Alutsista, dan hal lain yang bersangkutan dengan hal – hal yang berbau militer, akan tetapi lebih dari itu, ketahanan militer yang kami maksud adalah segala hal yang mampu menciptakan kekuatan untuk mempertahankan bahkan menguatkan kedaulatan bangsa Indonesia, baik itu di bidang militer itu sendiri, social, politik, IPTEK dan budaya. Disadari atau pun tidak, pemuda ( mahasiswa ) memiliki peranan yang begitu kuat untuk membangun ketahanan ini.
Mahasiswa identik dengan para pemuda yang memiliki banyak peran penting dalam sebuah struktur kenegaraan. Ini tidaklah berlebihan, karena jika kita lihat kembali perjalanan sejarah bangsa kita, kebangkitan bangsa, bahkan kemerdekaan bangsa Indonesia, terpicu dari tangan – tangan para pemuda. Diawali dengan peristiwa didirikannya sebuah organisasi mahasiswa “Boedi Oetomo” tahun 1908, yang diprakarsai oleh para mahasiswa Stovia, sekolah kedokteran yang didirikan Belanda bagi para pemuda putra para bangsawan pribumi pada saat itu. Sejak itulah, para Pemuda Indonesia di seluruh pelosok daerah mulai bangkit dan membentuk berbagai perkumpulan atau pun organisasi, yang secara umum memiliki tujuan yang sama, mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia seutuhnya. Tujuan inilah yang menjadi fondasi perjuangan para pemuda pada saat itu, sehingga mereka benar – benar berkontribusi nyata dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka bergerak di berbagai bidang, bidang pendidikan, politik, budaya, bahkan sebagian besar mereka bergerak dibidang militer. Mereka maju berperang melawan penjajah, mengangkat senjata, dan berani mengorbankan nyawanya demi bangsa Indonesia.
Setelah berdirinya berbagai organisasi pemuda di berbagai daerah, tercetuslah sebuah gagasan untuk mempersatukan semua pemuda Indonesia dalam sebuah pandangan yang lebih jelas. Pada tanggal 28 Oktober 1928, dilaksanakanlah Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh wakil – wakil organisasi daerah seperti Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dan sebagainya.Dalam kongres pemuda II ini dihasilkanlah sebuah sumpah, yang kita sebut Sumpah Pemuda. Dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda inilah peran pemuda dalam perjuangan merebut kemerdekaan semakin jelas. Jika kita tengok lebih lanjut, kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dari peran para pemuda saat itu. Pada saat Jepang menyerah pada sekutu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia ( vacum of power ), dan para pemuda memanfaatkan kesempatan ini untuk segera “memaksa” Soekarno dan M.Hatta sebagai pemimpin PPKI saat itu untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Dari rangkaian pembahasan di atas, sudah dapat kita lihat bahwa ada hubungan yang sangat erat antara pemuda ( mahasiswa ) dengan ketahanan bangsa, yang termasuk di dalamnya ketahanan militer. Pada masa lampau, pemuda sangat berperan aktif dalam rangka memerangi kolonialisme yang telah menggerogoti bangsa indonesia selama 3,5 abad, dan akhirnya berkat rahmat Tuhan YME dan kegigihan para pemuda kita mampu keluar dari kungkungan itu dan merdeka. Setelah 60 tahun merdeka, kini kita menghadapi suatu kondisi yang sangat berbeda. Dulu kita di jajah secara fisik, sehingga para pemuda harus benar – benar berjuang secara militer dan politik, namun sekarang setelah kita merdeka secara fisik, kini kita dijajah secara ekonomi, sosial, politik, dan bahkan budaya. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah disebutkan di paragraf awal, ketahanan militer di sini melingkupi semua bidang yang menyangkut harkat dan martabat bangsa.
Secara ekonomi, bangsa indonesia telah dijajah dengan adanya hutang pada IMF dan Bank Dunia yang begitu banyak, penguasaan beberapa sektor vital oleh asing, seperti penguasaan Freeport, perusahaan tambang yang mengeruk kekayaan SDA Indonesia, namun sebagian besar hasilnya dinikmati oleh pihak asing; serta sistem pasar yang mulai menjurus pada sistem kapitalis, dimana pasar dikuasai oleh perusahaan – perusahaan swasta asing yang akhirnya menggusur para pedagang – pedagang kecil.
Pada sektor sosial politik, kita juga mulai terjajah. Mari kita lihat keadaan sosial para pemuda kita, yang merupakan tolak ukur keadaan bangsa. Kebanyakan dari kalangan pemuda kita, terjerumus pada perilaku sosial yang salah. Sangat individualistis, motivasi kerja yang rendah serta nasionalisme yang rapuh. Itu semua adalah hasil dari masuknya pemikiran – pemikiran bangsa asing melalui media – media, dimana dalam media – media tersebut selalu ditampilkan keglamoran, kemewahan, dan kesenangan orang – orang luar, yang disadari atau tidak telah mempengaruhi alam bawah sadar kebanyakan orang. Akhirnya timbulah sikap malas, tak mau bekerja, dan jika timbul semangat untuk bekerja keras dan berprestasi,banyak orang yang malah memilih pergi ke luar negeri untuk mendapatkan materi yang lebih banyak, dari pada mengabdi di dalam negeri.
Dari sektor kebudayaan pun kita telah banyak terjajah. Tentu masih jelas di memori kita ketika budaya asli Indonesia dicuri oleh bangsa lain, ironisnya lagi yang mengambil adalah tetangga kita sendiri!! Sebut saja tari Pendet dari Bali, wayang kulit dari Jawa, dan lain sebagainya. Bahkan selain budaya, Sumber Daya Alam asli Indonesia berupa tanaman obat ada yang sampai di patenkan oleh Negara yang sama sekali jauh dari habitat asli tanaman tersebut. Ketika banyak terjadi protes dan kecaman di mana – mana tentang masalah ini, sebenarnya yang paling penting dan harus segera dilakukan adalah bagaimana kita mampu merubah sikap kita terhadap Budaya endemic dan Kekayaan Alam kita, sehingga kejadian pengklaiman oleh bangsa lain tidak akan pernah terjadi lagi. Dan lagi – lagi pemuda termasuk mahasiswa berperan sangat penting di sini. Sebagai penerus masa depan, tentunnya perhatian para pemuda terhadap budaya saat ini menggambarkan keadaan budaya tersebut di masa yang akan datang.
Jika kita teliti lebih mendalam,sebenarnya hal utama yang menjadi variable keberhasilan pemuda dalam rangka menguatkan integritas bangsa adalah energy Ilmu Pengetahuan. Mari kita lihat, siapa yang mendirikan Budi Utomo? mereka adalah para mahasiswa, para pendiri organisasi muda daerah pada saat itu? juga pemuda – pemuda terpelajar. Lalu jika kita amati pula, ketika terjadi Gerakan Reformasi untuk menumbangkan rezim Soeharto, yang menjadi tombak pun para Mahasiswa. Makin jelaslah bahwa peran mahasiswa dalam rangka menjaga keutuhan dan integritas bangsa sangatlah penting.
Dengan demikian dapat kami simpulkan bahwa antara mahasiswa dan ketahanan militer bangsa memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika para mahasiswa dengan aktif ikut melestarikan budaya bangsa, berkontribusi dalam perpolitikan bangsa, mengembangkan IPTEK di berbagai bidang, dan cinta untuk berkarya di negeri sendiri, maka cita – cita untuk membangun kembali kewibawaan dan menguatkan integritas bangsa bukanlah lagi sebuah angan – angan semata, namun merupakan masa depan yang akan segera tercapai.
Mahasiswa identik dengan para pemuda yang memiliki banyak peran penting dalam sebuah struktur kenegaraan. Ini tidaklah berlebihan, karena jika kita lihat kembali perjalanan sejarah bangsa kita, kebangkitan bangsa, bahkan kemerdekaan bangsa Indonesia, terpicu dari tangan – tangan para pemuda. Diawali dengan peristiwa didirikannya sebuah organisasi mahasiswa “Boedi Oetomo” tahun 1908, yang diprakarsai oleh para mahasiswa Stovia, sekolah kedokteran yang didirikan Belanda bagi para pemuda putra para bangsawan pribumi pada saat itu. Sejak itulah, para Pemuda Indonesia di seluruh pelosok daerah mulai bangkit dan membentuk berbagai perkumpulan atau pun organisasi, yang secara umum memiliki tujuan yang sama, mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia seutuhnya. Tujuan inilah yang menjadi fondasi perjuangan para pemuda pada saat itu, sehingga mereka benar – benar berkontribusi nyata dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka bergerak di berbagai bidang, bidang pendidikan, politik, budaya, bahkan sebagian besar mereka bergerak dibidang militer. Mereka maju berperang melawan penjajah, mengangkat senjata, dan berani mengorbankan nyawanya demi bangsa Indonesia.
Setelah berdirinya berbagai organisasi pemuda di berbagai daerah, tercetuslah sebuah gagasan untuk mempersatukan semua pemuda Indonesia dalam sebuah pandangan yang lebih jelas. Pada tanggal 28 Oktober 1928, dilaksanakanlah Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh wakil – wakil organisasi daerah seperti Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dan sebagainya.Dalam kongres pemuda II ini dihasilkanlah sebuah sumpah, yang kita sebut Sumpah Pemuda. Dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda inilah peran pemuda dalam perjuangan merebut kemerdekaan semakin jelas. Jika kita tengok lebih lanjut, kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dari peran para pemuda saat itu. Pada saat Jepang menyerah pada sekutu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia ( vacum of power ), dan para pemuda memanfaatkan kesempatan ini untuk segera “memaksa” Soekarno dan M.Hatta sebagai pemimpin PPKI saat itu untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Dari rangkaian pembahasan di atas, sudah dapat kita lihat bahwa ada hubungan yang sangat erat antara pemuda ( mahasiswa ) dengan ketahanan bangsa, yang termasuk di dalamnya ketahanan militer. Pada masa lampau, pemuda sangat berperan aktif dalam rangka memerangi kolonialisme yang telah menggerogoti bangsa indonesia selama 3,5 abad, dan akhirnya berkat rahmat Tuhan YME dan kegigihan para pemuda kita mampu keluar dari kungkungan itu dan merdeka. Setelah 60 tahun merdeka, kini kita menghadapi suatu kondisi yang sangat berbeda. Dulu kita di jajah secara fisik, sehingga para pemuda harus benar – benar berjuang secara militer dan politik, namun sekarang setelah kita merdeka secara fisik, kini kita dijajah secara ekonomi, sosial, politik, dan bahkan budaya. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah disebutkan di paragraf awal, ketahanan militer di sini melingkupi semua bidang yang menyangkut harkat dan martabat bangsa.
Secara ekonomi, bangsa indonesia telah dijajah dengan adanya hutang pada IMF dan Bank Dunia yang begitu banyak, penguasaan beberapa sektor vital oleh asing, seperti penguasaan Freeport, perusahaan tambang yang mengeruk kekayaan SDA Indonesia, namun sebagian besar hasilnya dinikmati oleh pihak asing; serta sistem pasar yang mulai menjurus pada sistem kapitalis, dimana pasar dikuasai oleh perusahaan – perusahaan swasta asing yang akhirnya menggusur para pedagang – pedagang kecil.
Pada sektor sosial politik, kita juga mulai terjajah. Mari kita lihat keadaan sosial para pemuda kita, yang merupakan tolak ukur keadaan bangsa. Kebanyakan dari kalangan pemuda kita, terjerumus pada perilaku sosial yang salah. Sangat individualistis, motivasi kerja yang rendah serta nasionalisme yang rapuh. Itu semua adalah hasil dari masuknya pemikiran – pemikiran bangsa asing melalui media – media, dimana dalam media – media tersebut selalu ditampilkan keglamoran, kemewahan, dan kesenangan orang – orang luar, yang disadari atau tidak telah mempengaruhi alam bawah sadar kebanyakan orang. Akhirnya timbulah sikap malas, tak mau bekerja, dan jika timbul semangat untuk bekerja keras dan berprestasi,banyak orang yang malah memilih pergi ke luar negeri untuk mendapatkan materi yang lebih banyak, dari pada mengabdi di dalam negeri.
Dari sektor kebudayaan pun kita telah banyak terjajah. Tentu masih jelas di memori kita ketika budaya asli Indonesia dicuri oleh bangsa lain, ironisnya lagi yang mengambil adalah tetangga kita sendiri!! Sebut saja tari Pendet dari Bali, wayang kulit dari Jawa, dan lain sebagainya. Bahkan selain budaya, Sumber Daya Alam asli Indonesia berupa tanaman obat ada yang sampai di patenkan oleh Negara yang sama sekali jauh dari habitat asli tanaman tersebut. Ketika banyak terjadi protes dan kecaman di mana – mana tentang masalah ini, sebenarnya yang paling penting dan harus segera dilakukan adalah bagaimana kita mampu merubah sikap kita terhadap Budaya endemic dan Kekayaan Alam kita, sehingga kejadian pengklaiman oleh bangsa lain tidak akan pernah terjadi lagi. Dan lagi – lagi pemuda termasuk mahasiswa berperan sangat penting di sini. Sebagai penerus masa depan, tentunnya perhatian para pemuda terhadap budaya saat ini menggambarkan keadaan budaya tersebut di masa yang akan datang.
Jika kita teliti lebih mendalam,sebenarnya hal utama yang menjadi variable keberhasilan pemuda dalam rangka menguatkan integritas bangsa adalah energy Ilmu Pengetahuan. Mari kita lihat, siapa yang mendirikan Budi Utomo? mereka adalah para mahasiswa, para pendiri organisasi muda daerah pada saat itu? juga pemuda – pemuda terpelajar. Lalu jika kita amati pula, ketika terjadi Gerakan Reformasi untuk menumbangkan rezim Soeharto, yang menjadi tombak pun para Mahasiswa. Makin jelaslah bahwa peran mahasiswa dalam rangka menjaga keutuhan dan integritas bangsa sangatlah penting.
Dengan demikian dapat kami simpulkan bahwa antara mahasiswa dan ketahanan militer bangsa memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika para mahasiswa dengan aktif ikut melestarikan budaya bangsa, berkontribusi dalam perpolitikan bangsa, mengembangkan IPTEK di berbagai bidang, dan cinta untuk berkarya di negeri sendiri, maka cita – cita untuk membangun kembali kewibawaan dan menguatkan integritas bangsa bukanlah lagi sebuah angan – angan semata, namun merupakan masa depan yang akan segera tercapai.
MAHASISWA DAN KETAHANAN MILITER
Reviewed by skyoko7@gmail.com
on
Sunday, November 08, 2009
Rating:
mantap!!!
ReplyDelete