Mungkin sebagian besar orang tidak akan peduli dengan asal muasal air yang ada di bumi. Karena memang pandangan umum kebanyakan orang adalah bahwa air di bumi merupakan hasil dari proses kimiawi senyawa - senyawa yang ada di atmosfir bumi selama jutaan tahun proses pembentukan bumi. Namun, beberapa Ilmuwan menemukan hal yang menarik dari hasil penelitian mereka yang terbaru.
Sekian banyak air yang terdapat di sebagian besar permukaan bumi, menurut penelitian terbaru, dimungkinkan dari komet yang berasal planet Neptunus.
Air di komet disebut ,103P/Hartley 2 , secara kimia sangat mirip dengan air yang di Bumi. Pernyataan ini berdasarkan hasil sebuah studi internasional yang dipimpin oleh Paul Hartogh di Max-Planck-Institut fur Sonnensystemforschung yang diterbitkan di Nature. 103P/Hartley 2 diyakini berasal dari sabuk Kuiper di luar orbit Neptunus.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa komet ... bisa memainkan peran utama dalam membawa sejumlah air ke awal pembentukan Bumi," kata Dariusz Lis, pseorang ahli fisika di California Institute of Technology di Pasadena.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa komet ... bisa memainkan peran utama dalam membawa sejumlah air ke awal pembentukan Bumi," kata Dariusz Lis, pseorang ahli fisika di California Institute of Technology di Pasadena.
Sebagian besar Bumi sangat mirip dengan komposisi meteorit yang disebut chondrites enstatite, yang menunjukkan bahwa itu juga dimulai dari kondisi permukaan yang sangat kering.
Para ilmuwan berpikir asteroid dan komet mungkin kemudian menabrak Bumi, mengangkut air dalam prosesnya.
Air merupakan senyawa yang terbuat dari hidrogen dan molekul oksigen yang terikat secara kovalen. Hidrogen terbentuk di kedua bentuk yang lebih ringan dan lebih berat disebut deuterium. Rasio dari dua bentuk ini di Bumi sangat khas.
Enam komet yang pernah dianalisis di masa lalu memiliki air dengan deuterium yang memiliki rasio hidrogen dua kali lebih besar dari pada yang ada di Bumi. Komet - komet itu dianggap berasal dari Awan Oort di tepi sebuah tata surya, sekitar satu tahun cahaya dari matahari.
Hartogh dan rekan-rekannya mengukur rasio deuterium hidrogen dalam air 103P/Hartley 2 menggunakan instrumen dari Herschel Space Observatory. Air beku dan bahan lain di dalam komet menguap ketika komet mendekati matahari, menghasilkan gas dan ekor komet. Komponen kimia dari uap menghasilkan sinyal yang kemudian dianalisis oleh teleskop Herschel.
Rasio deuterium hidrogen dari komet hanya sedikit lebih tinggi daripada rasio ditemukan dalam air Bumi.
"Studi kami menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang distribusi unsur-unsur ringan dan isotop mereka, serta dinamika tata surya awal, tidak lengkap," kata rekan penulis studi Geoffrey Blake, profesor ilmu planet dan kimia di Caltech.
Herschel Space Observatory adalah teleskop yang mengorbit 1,5 juta kilometer dari Bumi pada sisi jauh dari matahari disebut titik Lagrangian kedua. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mengamati komposisi kimia dari atmosfer dan permukaan komet, planet-planet dan satelit dalam sistem surya kita. Hal ini dijadwalkan untuk tetap beroperasi hingga akhir 2012.
Para ilmuwan berpikir asteroid dan komet mungkin kemudian menabrak Bumi, mengangkut air dalam prosesnya.
Air merupakan senyawa yang terbuat dari hidrogen dan molekul oksigen yang terikat secara kovalen. Hidrogen terbentuk di kedua bentuk yang lebih ringan dan lebih berat disebut deuterium. Rasio dari dua bentuk ini di Bumi sangat khas.
Enam komet yang pernah dianalisis di masa lalu memiliki air dengan deuterium yang memiliki rasio hidrogen dua kali lebih besar dari pada yang ada di Bumi. Komet - komet itu dianggap berasal dari Awan Oort di tepi sebuah tata surya, sekitar satu tahun cahaya dari matahari.
Hartogh dan rekan-rekannya mengukur rasio deuterium hidrogen dalam air 103P/Hartley 2 menggunakan instrumen dari Herschel Space Observatory. Air beku dan bahan lain di dalam komet menguap ketika komet mendekati matahari, menghasilkan gas dan ekor komet. Komponen kimia dari uap menghasilkan sinyal yang kemudian dianalisis oleh teleskop Herschel.
Rasio deuterium hidrogen dari komet hanya sedikit lebih tinggi daripada rasio ditemukan dalam air Bumi.
"Studi kami menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang distribusi unsur-unsur ringan dan isotop mereka, serta dinamika tata surya awal, tidak lengkap," kata rekan penulis studi Geoffrey Blake, profesor ilmu planet dan kimia di Caltech.
Herschel Space Observatory adalah teleskop yang mengorbit 1,5 juta kilometer dari Bumi pada sisi jauh dari matahari disebut titik Lagrangian kedua. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mengamati komposisi kimia dari atmosfer dan permukaan komet, planet-planet dan satelit dalam sistem surya kita. Hal ini dijadwalkan untuk tetap beroperasi hingga akhir 2012.
Terlepas dari benar tidaknya hasil penelitian ini, air merupakan komponen terpenting dalam kehidupan di Bumi. Tugas kita, sebagai manusia, untuk menjaganya tetap seimbang dengan terus menjaga alam sekitar kita!!
tag : air bumi berasal dari komet neptunus, komet
Air Di Bumi Berasal Dari Komet ?
Reviewed by skyoko7@gmail.com
on
Wednesday, October 26, 2011
Rating:
No comments:
Comment Here